Jumat, 12 Januari 2018

Drama Si Orang Berpendidikan



DRAMA SI ORANG BERPENDIDIKAN

Saat ini,di era modern seperti ini,orang-orang berebut untuk bisa masuk sekolah,mengantri untuk bisa kuliah,meraih gelar,pangkat,hingga jabatan yang tinggi,bahkan tak sedikit dari mereka yang menghalalkan segala cara untuk bisa mencapai tujuannya. Namun sayang,tak sedikit dari mereka yang sudah mencapi tujuannya,sudah memiliki gelar,harta,bahkan tahta yang tinggi,namun masih saja itu kurang untuk mereka-mereka yang tidak bersyukur. Bahkan mereka tega menyalahgunakan jabatan yang mereka miliki untuk memperkaya diri sendiri,jalan-jalan ke Eropa,membeli rumah,mobil,perhiasan,pakaian mahal,dan barang mewah lainnya dari hasil korupsi.
Tikan ( Tikus berpendidikan ),itulah panggilan akrabnya. Ia terkenal sebagai orang kaya yang memiliki banyak rumah,kendaraan mewah,sering jalan-jalan ke Eropa,punya perhiasan mahal,dan pakaian brandid. Namun sayang,suatu hari ada orang yang mengamen di rumahnya,seketika itu ia pun keluar dengan gagahnya dan membuka pintu gerbang sementara itu si pengamen masih bernyanyi “judiiii…teeeet meracuni kehidupan….” Si Tikan pun langsung bertolak pinggang dan berkata “ hei kau orang miskin,pergi sana jangan hanya mengamen saja kerjaanmu,sampai kapanpun kau tak akan kaya kalau cuma mengandalkan hasil mengamen yang tak seberapa” teriak si Tikan dengan sombongnya,si pengamen pun tidak mau kalah dan menjawab “biar saja saya miskin asalkan uang yang saya dapat dari hasil ngamen itu halal,dari pada situ kaya ko hasil nyuri,dasar Tikus berpendidikan (Tikan)” celoteh si pengamen sambil meninggalkan rumah mewah itu.
Saat malam,si Tikan pergi ke lestoran mewah dengan seorang gadis cantik yang entah siapa menggunakan mobil spoortnya. Sesampainya disana pelayan pun langsung menghampiri si Tikan dan langsung mempersilahkan duduk. “cepcepcepcep,sedihormat itukah si Tikan? Emmmh entahlah yang jelas dia memang orang yang kaya,sekali lirik,cewek langsung mau diajak jalan,hehehehe” si Tikan dan gadis itu pun memesan just alpukat dan sosis bakar “lolololoh kok orang kaya mesennya cuma just sama sosis doang ya? Pedagang ikan asin aja bisa kali beli sama temen-temennya si sosis,alias si basreng,naget,otak-otak,dan yang lainnya,itu ngirit atau pelit? heheheheh” saat makanan dan minuman sudah datang,si Tikan dan si gadis itu pun siap untuk melahapnya,saat mau memakan sosisnya tiba-tiba “Angkat tangan,ikut kami sekarang!” sontak semua yang ada di lestoran itu melihat kearah si Tikan,dan si gadis pun ikut di bawa,si Tikan bertanya “ada apa ini pak,kenapa Saya ditangkap?” “Anda diduga melakukan tindakan korupsi” “tapi pak saya tidak,saya tidak….” “sudah diam,jelaskannya nanti saja” bentak si petugas KPK.
Saat akan disidang pertama,si Tikan tiba-tiba pulang dengan alasan mau hujan dan jemurannya belum dijahit di rumah. Saat sidang kedua,si Tikan pura-pura mau beli kuaci buat nyemil nanti malem,dan saat sidang ketiga si Tikan minta pulang karna mau ada arisan,namun kali ini dia tidak lagi di beri kesempatan,si Tikan pun resmi menjadi tahanan KPK,dan dia pun sekarang di jebloskan ke penjara. Sementara itu si pengamen sedang bersorak riang “hahahahahah tuhkan apa saya kata,si Tikan masuk penjara,pantas saja dia bilang saya tidak akan kaya,toh uang saya juga ikut dimakan dia. Dasar Tikus Berpendidikan,orang kaya hasil curian.
Ya,tak selamanya orang yang pintar itu adalah orang yang baik,tak selamanya orang yang berpendidikan itu punya derajat yang tinggi,coba lihat sekarang si Tikan orang yang berpendidikan,hanya menjadi beban untuk Negara,kepintarannya tidak bisa menutupi kebusukan yang selama ini ia tutupi dengan pakaian yang belum dijahit dan kuaci-kuaci itu. Ia hanya membuat rakyat yang sengsara semakin sengsara karena uang mereka juga ikut ditelannya,bahkan sekarang derajatnya tidak lebih tinggi dari si pengamen yang kemaren ia usir dari rumah mewahnya.
Sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas,kita tidak boleh membuat orang lain menderita karena kita,kita harus bisa membawa perubahan yang nyata,untuk Negara yang merdeka dan sejahtera dengan kejujuran yang kita punya.

Karya : Dian Pertiwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar